Langsung ke konten utama

Postingan

Keyakinan Seorang Perantau

Menjadi seorang mahasiswa rantau tentu sangatlah banyak yang perlu dikorbankan, jarak yang jauh mengharuskan untuk kos. Selain itu, perasaan rindu akan keluarga dan lingkungan tempat tinggal kerap hadir dan menghantui. Namun dengan kesungguhan dan keinginan untuk maju, hal itu semua merupakan sebuah tantangan bagi Yusra, seorang pemuda asal Padang yang tinggal di Jambi harus merantau ke Bogor untuk melanjutkan studi Sarjana. Selain itu, dukungan keluarga sangatlah besar khususnya kedua orang tua yang menginginkan anaknya berhasil, ditambah Yusra merupakan anak pertama yang memiliki tugas untuk dapat menginspirasi dan menjadi contoh untuk adik-adiknya kelak.  Di tahun pertama semua berjalan dengan lancar, adaptasi yang dilakukan oleh Yusra semua berjalan sesuai rencana baik dari segi akademik maupun lingkungan sosial.  Memasuki tingkat dua beberapa cobaan hadir, ibunda Yusra mengidap kanker yang mana membuat Yusra menjadi khawatir akan kondisinya. Saat itu libur semester Yusra sedang ke
Postingan terbaru

Gagal Bukan Akhir

  Khoirunnisa adalah seorang wanita yang baru saja lulus dari perguruan tinggi negeri di Jakarta. Meskipun terbilang lulus telat karena rekan seangkatannya sudah banyak yang lulus 1-2 tahun sebelumnya, namun ia tetap meyakini bahwa setiap orang memiliki waktu yang tepat untuk lulus. Setiap orang memiliki kemampuan dan penyelesaian yang berbeda dalam hal menjalani tugas akhir skripsi. Semangat yang kuat dan membara untuk memulai langkah baru di dunia kerja mulai ia persiapkan. Berbagai peluang kerja yang relevan dengan keinginannya ia coba untuk mendaftar. Persyaratan dan ketentuan kandidat terpilih untuk bekerja coba ia penuhi. Namun pengumuman lulus belum kunjung hadir, beberapa kemungkinan buruk mulai terbayang. Khoirunnisa coba tetap optimis dan bersikap tenang, tapi sayang ia gagal dalam hal ini. Evaluasi ia lakukan dan ternyata memang ia merasa usahanya belum maksimal. Khoirunnisa kembali memulai untuk mencari peluang baru, beberapa informasi lowongan memang masih ada namun

Tragedi Minamata di Jepang

  Sekitar tahun 1956 ratusan ribu warga kota Minamata, Jepang secara misterius mengalami kelumpuhan, gangguan saraf, kanker, bahkan sampai meninggal dunia. Tidak ada yang menduga desa nelayan yang asri kaya akan sumber daya alam justru menjadi sebuah nama yang menyeramkan. Daerah ini sekarang menjadi terkenal bukan kemajuan peradabannya melainkan menjadi sebuah nama penyakit yang disebabkan oleh satu zat beracun bernama merkuri.   Dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan di tiga sisi, kota Minamata membentang di lajur sungai Minamata yang bermuara ke laut. Iklimnya hangat dan kota ini meliputi area seluas 162,88 kilometer persegi. Pegunungan bervegetasi subur merupakan wajah dari sebagian besar kawasan perkotaan. Sedangkan dusun-dusun tersebar di sepanjang jalan dan pinggir sungai. Tujuh puluh persen penduduk berada di daerah perkotaan, demikian pula toko-toko dan pusat perbelanjaan.   Desa Minamata mulai dibangun pada tahun 1889. Daerah ini merupakan kawasan penghasil garam. D

Tragedi Love Canal

    Mungkin hanya sebagian orang yang mengetahui tentang cerita tragis dibalik bencana Love Canal, yang merupakan salah satu bencana lingkungan terbesar di Amerika Serikat, atau bahkan di dunia. Sebuah kanal di sekitaran Sungai Niagara yang dibangun oleh William T. Love pada 1980 ini gagal diluncurkan sebagai salah satu monumen di kota yang direncanakan menjadi model kota sempurna. Konflik pemerintahan ditambah teknologi kelistrikan yang minim pada saat itu membuat kanal ini akhirnya tidak dapat beroperasi dan menjadi seonggok lahan kosong dengan luas 24.000m 2  dengan kedalaman hingga 40 meter. Love Canal merupakan sebuah kawasan yang terletak di Niagara Falls, New York, yang menjadi subjek perhatian nasional dan internasional karena kontroversi dalam kasus lingkungan hidup. Ditemukan 22.000 ton limbah beracun yang telah terkubur di dalam kanal oleh perusahaan Hooker Chemical. Tahun 1836, pemerintah Amerika melakukan survei di wilayah Niagara untuk mencari lokasi yang cocok bagi pem

Petani Melahirkan Direktur

 Kali ini tentang cerita dari seorang Direktur hebat di salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian. Sebut saja Asmono, beliau merupakan seorang yang terlahir dari keluarga petani. Hidup dilingkungan perkampungan yang cukup jauh dari peradaban kota. Mimpinya saat itu menjadi seorang insinyur pertanian yang hebat.  Minimnya informasi dan sarana prasarana membuat perkembangan dilingkungannya tertinggal. Insinyur merupakan sebuah pekerjaan yang sangat diimpikan banyak orang disana, dan untuk mencapainya sangatlah sulit. Banyak anak muda yang memimpikan namun usahanya belum dapat maksimal baik dari diri sendiri yang belum mampu, ataupun faktor eksternal seperti, ekonomi keluarga yang belum memadai untuk biaya kuliah yang mahal, kekurangan informasi, mindset masyarakat yang enggan untuk berpendidikan tinggi hingga arahan orang tua yang menginginkan anaknya untuk meneruskan pekerjaan orang tuanya saja mengelola ladang dan sawah. Berbeda dengan anak muda kebanyakan Asmono ju

Amarah Menjadi Prestasi

 Heri adalah siswa kelas III SD, ia merupakan anak yang baik dan cukup cermat dalam belajar. Terbukti saat kelas II ia beberapa kali mendapatkan nilai nol namun tetap menjadi salah satu siswa terbaik di kelasnya dengan memperoleh peringkat 8 (delapan) dari 58 siswa. Saat di kelas ia menjadi siswa pada umumnya, belajar, mengerjakan PR, piket kelas, jajan dan bermain. Namun sayang selama di kelas III ia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, gurunya saat itu memarahinya karena kemampuan menghafal Heri yang kurang baik. Saat itu hafalan perkalian, ia diminta gurunya untuk coba kedepan namun Heri belum hafal akan perkalian 7 dan 8 saat itu gurunya mengatakan hal yang tidak sepantasnya " kamu bodoh ya ". Seketika Heri pun merasa dipermalukan dan sangat sedih akan kejadian tersebut, ia mencoba untuk tidak menyerah dan berusaha untuk terus menghafal. Selang beberapa waktu, kali ini semua siswa diminta untuk menuliskan apa yang mereka makan seperti nasi, lauk, sayur, buah dan