Langsung ke konten utama

Gagal Bukan Akhir

 Khoirunnisa adalah seorang wanita yang baru saja lulus dari perguruan tinggi negeri di Jakarta. Meskipun terbilang lulus telat karena rekan seangkatannya sudah banyak yang lulus 1-2 tahun sebelumnya, namun ia tetap meyakini bahwa setiap orang memiliki waktu yang tepat untuk lulus. Setiap orang memiliki kemampuan dan penyelesaian yang berbeda dalam hal menjalani tugas akhir skripsi.

Semangat yang kuat dan membara untuk memulai langkah baru di dunia kerja mulai ia persiapkan. Berbagai peluang kerja yang relevan dengan keinginannya ia coba untuk mendaftar. Persyaratan dan ketentuan kandidat terpilih untuk bekerja coba ia penuhi.

Namun pengumuman lulus belum kunjung hadir, beberapa kemungkinan buruk mulai terbayang. Khoirunnisa coba tetap optimis dan bersikap tenang, tapi sayang ia gagal dalam hal ini. Evaluasi ia lakukan dan ternyata memang ia merasa usahanya belum maksimal.

Khoirunnisa kembali memulai untuk mencari peluang baru, beberapa informasi lowongan memang masih ada namun tidak ada yang sesuai keinginannya. Terbilang cukup idealis dalam memilih pekerjaan karena hanya pekerjaan yang berbau tentang keluarga saja yang ia inginkan. Ia coba kembali menunggu adanya lowongan bekerja yang sesuai, sambil mempersiapkan mental yang sedikit goyah karena rasa takut akan gagal kembali.

Waktu terus berlalu Khoirunnisa menjalani hidup dengan tenang dan mengalir, ia tetap percaya akan adanya momentum keberhasilan suatu saat. Singkat cerita ia kembali mencoba peluang di lowongan yang lagi-lagi ia inginkan, namun sayang kegagalan kembali hadir. Ia mulai merasa tertekan, ternyata pencarian pekerjaan yang sesuai itu cukup sulit.

Kegagalan demi kegagalan yang ia alami membuat Khoirunnisa semakin insecure, terlebih adanya harapan orang tua yang cukup besar untuk keberhasilan anaknya. Selain itu rekan-rekan seangkatan yang sudah lebih dulu mendapatkan pekerjaan membuat ia semakin terpukul. Cukup lama Khoirunnisa merenung dalam kesedihan. Namun karena hidup harus tetap ia jalani dan tidak mungkin berakhir karena hal seperti ini, maka Khoirunnisa memilih untuk tegar dan berusaha menghadapi kenyataan yang cukup menyedihkan.

Saat mental kembali terbangun, ia memulai semua dari awal lagi. Segala kekurangan yang ia rasa kurang maksimal coba ia tutupi dan mencoba untuk membuka peluang bekerja di bidang lain yang ia rasa cukup digemari saja. Dengan ketenangan yang ia miliki, ia menyusun strategi agar dapat diterima kerja. Keyakinan yang telah luntur karena terbentur kegagalan kini mulai kembali.

Kesabaran, keyakinan dan ketenangan yang dimiliki Khoirunnisa akhirnya membuahkan hasil. Entah sudah lamaran ke berapa, memang cukup terbilang lama namun semua itu ia anggap sebagai proses yang membentuk karakter dan mental sebagai modal untuk menjalani kehidupan dikemudian hari. Saat ini Khoirunnisa menjadi salah satu guru disalah satu sekolah menengah pertama di Jakarta. Meski bukan pekerjaan yang diimpikan pada awalnya, namun saat ini Khoirunnisa merasa bersyukur karena ternyata setelah dijalani ia merasa nyaman dan menyenangkan menjadi seorang guru.

Segala tantangan yang di hadapi merupakan proses dan berusaha keras dalam mengejar Impian itu sesuatu yang penting. Tentang bagaimana tercapai atau tidak, itu merupakan takdir tuhan. Usaha keras yang sudah dilakukan akan dikonversi menjadi sesuatu yang mungkin bukan keinginan kita tapi percayalah itu yang terbaik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Pulau Taliabu, Maluku Utara

Kabupaten Pulau Taliabu merupakan salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sula yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Meskipun secara administratif merupakan bagian dari Maluku Utara, namun secara geografis letak Pulau Taliabu lebih dekat dengan Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dibandingkan dengan jarak ke Kota Sofifi yang merupakan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara di Pulau Halmahera. Tak heran jika perekonomian Pulau Taliabu sangat bergantung pada Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah karena hampir seluruh kebutuhan pokok diakses dari Luwuk bahkan tak jarang masyarakat melakukan rujukan kesehatan di Rumah Sakit yang terletak di sana, karena jika ke Kota Sofifi terlalu jauh berkali-kali lipat jaraknya jika dibandingkan akses ke Luwuk sehingga memakan waktu yang lama. Bobong yang terletak di Kecamatan Taliabu Barat mer...

Perspektif Hidup

  Bukan sebuah hal yang egois jika kita memiliki ambisi dan terkesan kurang simpatis terhadap orang lain, karena kita adalah pemeran utama dalam setiap series kehidupan kita. Tentang bagaimana orang lain itu hanya bagaimana kita menyikapinya saja. Mungkin kita hanya peran pembantu dikehidupan orang lain dan itu menjadi hal yang wajar karena mereka pun kita anggap demikian. Jadi kalimat "hidup tuh bukan tentang lu doang!" itu agak kurang pas, tapi ya balik lagi bahwa definisi hidup itu berbeda-beda karena setiap orang memiliki perspektif masing-masing dalam menjalaninya.