Langsung ke konten utama

Lika Liku Kehidupan

 Budi merupakan seorang yang tangguh, pekerja keras dan penuh semangat menggapai mimpi. Bagaimana tidak? Sosoknya sangatlah menginspirasi, perjalanan hidup yang terbilang sulit namun beliau dapat berdiri di puncak kesuksesannya saat ini. 

Terlahir dari keluarga dengan ekonomi yang sulit, hidup berkecukupan dengan anggota keluarga yang terbilang cukup banyak. Ayah ibunya tak mampu untuk merawat dan membesarkannya, sehingga Budi bayi harus diadopsi oleh orang lain. Namun dari tragedi inilah yang menjadi pembeda beliau dari saudara-saudaranya dan menjadikan sebuah awal dari langkah takdir yang tak terbayangkan. 

Meski berstatus sebagai orang tua angkat namun kasih sayangnya terhadap Budi sangatlah besar, terlebih memang selama ini mereka menginginkan seorang anak. Menariknya keluarga besar dari orang tua angkat Budi menganggap Budi sebagai anak kandung, karena selama ini tinggal di Jakarta (perantauan). Sedangkan keluarga besar lainnya tinggal di kampung halaman sehingga keluarga besar dari orang tua angkat Budi tidak mengetahui bahwa Budi adalah anak angkat.

Keluarga angkatnya terbilang sederhana, namun meski demikian selama masa pertumbuhan Budi dirawat dengan sangat baik bahkan keluarga besar seperti kakek dan nenek angkatnya sangat menyayanginya. 

Kehidupan berlatar tahun 1970an, dimana kehidupan di Jakarta cukup menjanjikan namun juga memiliki persaingan yang cukup keras. Sehingga mengharuskan keluarga angkat Budi untuk mencoba mengadu nasib di Bengkulu sebagai transmigran sesuai aturan pada pemerintahan saat itu. Selama di Bengkulu Budi menjadi sosok anak yang ramah dan banyak menarik perhatian, tak heran banyak anak yang ingin berteman dengannya.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMA Budi melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Bengkulu, meski saat itu orang tua angkatnya kesulitan dalam ekonomi namun semangat Budi mampu meyakinkan kedua orang tua angkatnya. Orang tua angkatnya sangat senang dan menginginkan Budi berhasil. Namun sebagai anak yang mengerti perekonomian keluarga, Budi pun turut membantu dengan mencari berbagai peluang kerja agar dapat menghidupi dirinya selama kuliah, sehingga tidak memberatkan kedua orang tua angkatnya. Budi kerap bekerja paruh waktu bahkan dengan kretivitasnya ia mampu membuat sebuah hiasan-hiasan yang ia jual ke teman-temannya di kampus. Hasil kerajinan tangannya mampu menambah uang saku dalam kehidupan di kampus.

Kemampuan Budi dalam merawat pertemanan menjadikan Budi sebagai sosok yang digemari banyak orang. Tak jarang Budi menjadi tujuan dari teman-temannya dikala menghadapi permasalahan atau bisa dibilang sebagai konsultan bagi teman-temannya yang memiliki permasalahan. Pertemanan yang dibangun atas dasar keikhlasan dan ketulusan ini membawa Budi sebagai pemenang di pemilihan Ketua SENAT. 

Selama menjabat menjadi Ketua SENAT kampus Budi semakin dikenal, bukan hanya dikenal oleh rekan seangkatan ataupun digemari adik-adik tingkatnya namun kerap kali menjadi andalan untuk para dosen. Kebijakan dan program kerja yang ia bangun bersama timnya mampu memberikan manfaat yang cukup terasa bagi mahasiswa lain. Budi mampu menyampaikan aspirasi dan kesulitan-kesulitan mahasiswa kepada pihak manajemen kampus, bahkan ia melakukan penggalangan dana untuk membantu mahasiswa yang kesulitan biaya. Menariknya Budi sendiri menjadi salah satu yang memang membutuhkan dana tersebut sehingga sangat mengerti akan kesulitan teman-temannya. Hasil negosiasi dengan manajemen kampus mampu memberikan keringanan dan beberapa kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Kesuksesan Budi dari keberanian dan ketulusannya membangun dan memberikan kebermanfaatan selama menjabat menjadi Ketua SENAT merupakan sebuah proses pembelajaran yang membentuk kehidupannya.

Periode masa jabatan Budi sebagai Ketua SENAT pun berakhir, pengalaman dan perjalanan baru pun kembali dirintis. Kali ini ia terlibat dalam sebuah proyek. Meski berstatus mahasiswa namun Budi kerap diandalkan untuk mengawasi dan menyusun pelaporan sebuah proyek pembangunan. Selama terlibat di proyek, hasil pekerjaan Budi dinilai sangat baik. 

Singkat cerita Budi telah menyelesaikan kuliahnya saat ini sudah berkeluarga dan memiliki 2 (dua) orang putri. Namun kehidupannya belum terbilang sukses, meski banyaknya pengalaman keras yang ia lalui nampaknya itu semua belum cukup. Bekerja berdasarkan proyek nampaknya tidak memberikan jaminan yang cukup, karena selesai proyek selesai juga ia bekerja. Membuka usaha namun sayangnya mengalami kebangkrutan, karena masa krisis moneter. Kebangkrutan yang ia alami mengharuskan ia menjual aset dan terlilit utang yang tidak sedikit, dengan sangat berat hati ia pun memutuskan untuk merantau di Jakarta dan meninggalkan istri dan kedua anaknya di Bengkulu.

Selama di Jakarta ia tak pernah menyerah untuk bekerja, beberapa pekerjaan di jalani hingga pada akhirnya ia berlabuh disebuah lembaga pemberdayaan swasta. Bekerja disana mampu memperbaiki sedikit demi sedikit kesulitan ekonomi yang dialaminya. Budi menjadi sosok yang royal dan setia karena merasa sangat terbantu atas peluang kerja yang diperoleh dimasa-masa ia terpuruk. Bahkan tak jarang banyak perusahaan yang tertarik kepadanya, namun ia dengan tegas menolak, meski itu dengan gaji tinggi.

Kesetiaannya pada pekerjaan yang ia jalani selama bertahun-tahun mulai tergoyahkan, saat itu ia memiliki gagasan yang cemerlang namun lembaga tidak menghargainya. Selain itu, ia kerap beberapa kali mengalami kekecewaan terhadap lembaga yang ia cintai. Banyaknya hal yang mengecewakan terus-menerus menumpuk hingga pada akahirnya Budi berpikir untuk mencari peluang lain.

Saat itu ia kembali ke dunia proyek pembangunan untuk mencari peluang kerja, tak disangka ia pun diterima menjadi bagian dari relawan kebencanaan yang di danai oleh lembaga internasional. Tak berselang lama setelah selesai tugasnya ia pun ditawari sebagai pengawas di pembangunan jalan tol. Budi pun mulai memahami konsep kerja yang ia geluti dan merasakan prospek kerja yang baik pada bidang tersebut. Selama bekerja sebagai pengawas ia pun meluangkan waktu untuk melanjutkan studinya, karena merasa adanya kesesuaian dari pekerjaan dan kompetensi yang harus ia kejar agar dapat berkarir di bidang tersebut. Selain itu ia membentuk sebuah organisasi nasional yang beranggotakan dari para ahli, pakar, praktisi dan akademisi.

2015 ia pun di rekrut menjadi pegawai tetap dan ditunjuk sebagai Kepala Divisi Lingkungan pada perusahaan pengawasan pembangunan infrastruktur. Hingga saat ini sudah puluhan proyek ia selesaikan dengan baik. Meski terbilang sudah sukses namun saat ini Budi masih bersemangat untuk tetap terus melangkah maju ke arah yang lebih baik, bahkan masih ada mimpi yang ingin ia capai.

Banyaknya makna dan pesan yang bisa dipetik dari perjalanan panjang seorang Budi memberikan banyak pembelajaran. Lika-liku kehidupan yang tiada henti selama kita tidak menyerah dan mau menghadapinya maka harapan akan tetap ada. Semoga kisah ini dapat menginspirasi pembacanya dan dapat menularkan semangat juang yang tinggi dalam menghadapi kehidupan yang tidak melunak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hal Tentang Kota Medan, Sumatera Utara

  Medan  adalah   ibu kota   provinsi   Sumatera Utara ,   Indonesia .  Sejarah Medan  berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh  Guru Patimpus  di pertemuan  Sungai Deli  dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan  Kesultanan Deli , sebuah kerajaan  Melayu . Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari  Inggris  pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah  Hindia Belanda  memberikan status kota pada 1 April 1909 dan menjadikannya pusat pemerintahan  Karesidenan Sumatera Timur . Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Beikut adalah 10 hal menarik mengenai Kota Medan : 1. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di   Indonesia   setelah   DKI Jakarta , dan   Surabaya   serta kota terbesar di luar Pulau   Jawa , sekaligu

Mengenal Pulau Taliabu, Maluku Utara

Kabupaten Pulau Taliabu merupakan salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sula yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Meskipun secara administratif merupakan bagian dari Maluku Utara, namun secara geografis letak Pulau Taliabu lebih dekat dengan Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dibandingkan dengan jarak ke Kota Sofifi yang merupakan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara di Pulau Halmahera. Tak heran jika perekonomian Pulau Taliabu sangat bergantung pada Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah karena hampir seluruh kebutuhan pokok diakses dari Luwuk bahkan tak jarang masyarakat melakukan rujukan kesehatan di Rumah Sakit yang terletak di sana, karena jika ke Kota Sofifi terlalu jauh berkali-kali lipat jaraknya jika dibandingkan akses ke Luwuk sehingga memakan waktu yang lama. Bobong yang terletak di Kecamatan Taliabu Barat mer

Petani Melahirkan Direktur

 Kali ini tentang cerita dari seorang Direktur hebat di salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian. Sebut saja Asmono, beliau merupakan seorang yang terlahir dari keluarga petani. Hidup dilingkungan perkampungan yang cukup jauh dari peradaban kota. Mimpinya saat itu menjadi seorang insinyur pertanian yang hebat.  Minimnya informasi dan sarana prasarana membuat perkembangan dilingkungannya tertinggal. Insinyur merupakan sebuah pekerjaan yang sangat diimpikan banyak orang disana, dan untuk mencapainya sangatlah sulit. Banyak anak muda yang memimpikan namun usahanya belum dapat maksimal baik dari diri sendiri yang belum mampu, ataupun faktor eksternal seperti, ekonomi keluarga yang belum memadai untuk biaya kuliah yang mahal, kekurangan informasi, mindset masyarakat yang enggan untuk berpendidikan tinggi hingga arahan orang tua yang menginginkan anaknya untuk meneruskan pekerjaan orang tuanya saja mengelola ladang dan sawah. Berbeda dengan anak muda kebanyakan Asmono ju