Langsung ke konten utama

Sebuah Pemikiran di Tahun Politik

 Pada tahun politik ini saya cukup menikmati penampilan berkampanye para calon pemimpin tanah air dengan berbagai aksi tindakan yang kreatif dan penyataan gagasan yang inovatif. 

Selain itu dari berbagai kubu banyak pendukung yang melakukan pernyataan mendukung bahkan tak jarang banyak diantaranya ikut terlibat dalam mengklarifikasi dan menyambungkan maksud dari para calon pemimpin ini kepada khalayak umum. Tentu melihat situasi seperti ini saya sebagai penikmat ajang kontestasi terbesar dan terpenting ditanah air tercinta ini cukup senang. Mengapa demikian? Karena adanya dukungan dari masyarakat pendukung paslon (pasangan calon), yang melakukan penyebaran hal positif paslon dan mengkritisi lawan tentu menandakan bahwa di negara kita ini masih banyak penduduk yang peduli akan negara. Hal ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang ikut terlibat menentukan pemimpinnya sehingga kemungkinan golput (golongan putih) atau tidak memilih menjadi berkurang atau bahkan seharusnya tidak ada. 

Meski demikian, sangat disayangkan karena masih ada okum-okum pendukung yang fanatik bahkan tidak mau menerima fakta buruk terhadap paslon yang didukung dan berusaha mencari celah keburukan paslon lain. Bahkan tak jarang banyak perkelahian di media sosial terkait perbedaan dukungan, mirisnya ada sebagian yang mengalami tindakan anarkis dan dikucilkan dari sebagian golongan karena perbedaan tersebut. Padahal jika perbedaan tersebut dapat disampaikan dengan cara diskusi dan melakukan analisis secara terbuka tentu ini menjadi sebuah hal yang luar biasa, karena saya meyakini setiap orang mendukung tentu ada latar belakang mengapa mendukung. Andai hal ini disampaikan secara langsung dalam sebuah kelompok dan golongan, saya meyakini poin-poin yang menjadi alasan mendukung dapat diterima dan dijadikan bahan untuk saling melakukan introspeksi. Terkait argumentasinya nanti bisa merubah keyakinan memilih atau tidak, setidaknya alasan seseorang memilih dapat diterima dan dipahami oleh setiap anggota kelompok atau golongan. Sehingga toleransi perbedaan dalam memilih akan sangat terasa dan perpecahan dapat diminimalisir bahkan bisa dihindari.

Sedangkan untuk menyikapi terkait isu politik agama tentu saya atas nama pribadi sangat menyayangkan hal ini, karena melihat kondisi saat ini justru malah memicu perpecahan. Negara kita bukanlah negara mono kultur dalam hal agama, "bhineka tunggal ika" lah yang selama ini mejadi pedoman kesatuan dan mengikat antar masyarakatnya, sehingga jika dalam satu golongan ingin berkuasa saya rasa bukanlah hal yang baik. Hasil pemikiran saya terkait adanya oknum yang melakukan ujaran kebencian terhadap salah satu paslon dan sulit menerima fakta positif terhadap paslon lain salah satunya karena politik agama. Jika agama menjadi senjata politik menurut saya ini akan menimbulkan permasalahan baru, seperti pertikaian secara internal dalam satu agama karena sebagian kelompok yang berbeda akan merasa hina dan dianggap salah. Selain itu agama mayoritas menjadi semakin berkuasa dan agama minoritas akan merasa tertekan. Bahkan dapat memicu agama minoritas untuk bersatu melakukan pergerakan perlawanan yang mana ini menjadi perpecahan dan saling menjatuhkan. Jadi saya rasa politik agama memang harus dihindarkan karena banyak mudaratnya dan berpotensi memutus tali silaturahmi. 

Saya berharap semoga para calon pemimpin yang ada bisa peduli terhadap ini dan memberikan contoh berpolitik yang sehat yang bersifat positif dengan melakukan tindakan-tindakan atau aksi kreatif, edukasi yang menarik dan gagasan yang inovatif. Sehingga para calon pemimpin bukan hanya sebatas mencari dukungan saja namun juga menjadi tauladan dalam hal bersikap dan bertindak. Karena siapapun pemimpinnya nanti tentu akan sama-sama didukung dan yang tidak terpilih tidak melakukan provokasi justru akan menerima timbal balik dari sebuah tindakan kebaikan selama berjuang. Jika hal ini dapat dilakukan maka konsep demokrasi di tanah air terbilang sesuai dengan penerapannya. 

Sebagai penutup argumen atau opini saya terkait pemikiran tentang tahun politik ini, saya mengajak semua masyarakat untuk tidak golput dan wajib memilih, karena pemilihan umum secara serentak ini mewajibkan seluruh masyarakat untuk menentukan pilihan. Saya sebagai pemilih berharap pemilihan umum tahun ini dapat berjalan dengan baik, benar dan lancar. Salam toleransi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hal Tentang Kota Medan, Sumatera Utara

  Medan  adalah   ibu kota   provinsi   Sumatera Utara ,   Indonesia .  Sejarah Medan  berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh  Guru Patimpus  di pertemuan  Sungai Deli  dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan  Kesultanan Deli , sebuah kerajaan  Melayu . Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari  Inggris  pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah  Hindia Belanda  memberikan status kota pada 1 April 1909 dan menjadikannya pusat pemerintahan  Karesidenan Sumatera Timur . Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Beikut adalah 10 hal menarik mengenai Kota Medan : 1. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di   Indonesia   setelah   DKI Jakarta , dan   Surabaya   serta kota terbesar di luar Pulau   Jawa , sekaligu

Mengenal Pulau Taliabu, Maluku Utara

Kabupaten Pulau Taliabu merupakan salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sula yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Meskipun secara administratif merupakan bagian dari Maluku Utara, namun secara geografis letak Pulau Taliabu lebih dekat dengan Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dibandingkan dengan jarak ke Kota Sofifi yang merupakan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara di Pulau Halmahera. Tak heran jika perekonomian Pulau Taliabu sangat bergantung pada Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah karena hampir seluruh kebutuhan pokok diakses dari Luwuk bahkan tak jarang masyarakat melakukan rujukan kesehatan di Rumah Sakit yang terletak di sana, karena jika ke Kota Sofifi terlalu jauh berkali-kali lipat jaraknya jika dibandingkan akses ke Luwuk sehingga memakan waktu yang lama. Bobong yang terletak di Kecamatan Taliabu Barat mer

Petani Melahirkan Direktur

 Kali ini tentang cerita dari seorang Direktur hebat di salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian. Sebut saja Asmono, beliau merupakan seorang yang terlahir dari keluarga petani. Hidup dilingkungan perkampungan yang cukup jauh dari peradaban kota. Mimpinya saat itu menjadi seorang insinyur pertanian yang hebat.  Minimnya informasi dan sarana prasarana membuat perkembangan dilingkungannya tertinggal. Insinyur merupakan sebuah pekerjaan yang sangat diimpikan banyak orang disana, dan untuk mencapainya sangatlah sulit. Banyak anak muda yang memimpikan namun usahanya belum dapat maksimal baik dari diri sendiri yang belum mampu, ataupun faktor eksternal seperti, ekonomi keluarga yang belum memadai untuk biaya kuliah yang mahal, kekurangan informasi, mindset masyarakat yang enggan untuk berpendidikan tinggi hingga arahan orang tua yang menginginkan anaknya untuk meneruskan pekerjaan orang tuanya saja mengelola ladang dan sawah. Berbeda dengan anak muda kebanyakan Asmono ju