Langsung ke konten utama

Tikus dan Berang-berang

Ini merupakan sebuah kisah nyata yang dialami oleh masyarakat di salah satu kelurahan di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara yang letaknya tidak jauh dari Kota Medan. Mayoritas masyarakat disana merupakan petani baik petani mandiri, petani lahan sewa, buruh tani maupun pekerja tani di PT Perkebunan Nusantara. Masyarakat di sana mengeluh karena banyaknya Tikus yang mengganggu menjadi hama di lahan pertanian mereka. Setiap panen hasil pertanian mengalami penurunan karena hama Tikus yang terus mewabah. 

Beberapa solusi sudah diterapkan, mulai dari pemagaran, perangkap Tikus hingga pestisida, namun upaya tersebut belum ada yang mampu menyelesaikan permasalahan hama Tikus. Sampai akhirnya masyarakat sepakat untuk meminta bantuan pemerintah dan beberapa perusahaan terdekat untuk memberikan bantuan, subsidi ataupun CSR berupa pengadaan Berang-berang. Masyarakat khususnya petani hampir seluruhnya menyetujui usulan tersebut, karena sejatinya dalam rantai makanan tentu Tikus merupakan salah satu mangsa dari Berang-berang. Atas kesepakatan tersebut dan dari beberapa bantuan pihak pemerintah maupun perusahaan melakukan pelepasan Berang-berang yang jumlahnya tidak sedikit.

Ternyata pelepasan Berang-berang di lahan memberikan dampak positif terhadap pertanian, masyarakat khususnya petani sangat senang akan hal itu karena hasil panen mengalami peningkatan kembali. Bahkan setiap panennya mengalami peningkatan terus menerus secara berturut-turut. Hingga pada akhirnya masyarakat berpikir untuk terus menambah jumlah Berang-berang agar Tikus segera hilang dan panen mencapai maksimal.

Singkat cerita hasil panen telah maksimal, karena jumlah Tikus sudah semakin berkurang bahkan sudah tidak muncul lagi di lahan petani. Melihat hal itu tentu petani sangat senang, namun semakin hari hewan ternak yang mereka pelihara banyak yang hilang. Tanpa disadari sudah banyak masyarakat yang mengalami kalau hewan ternak seperti, Ayam, Bebek, Angsa dan Entok warga setiap harinya ada yang hilang. Hingga sampai pada akhirnya petani melihat bahwa unggas mereka dimangsa oleh Berang-berang.

Para petani pun kebingungan, jumlah Berang-berang semakin meningkat, Tikus sudah habis sumber makanan mereka saat ini menjadi hewan ternak. Pembangunan pagar dan kandang pun tidak mampu mencegah serangan Berang-berang, bahkan beberapa di antaranya Berang-berang sudah semakin berani untuk tinggal di pemukiman warga seperti di sekitar kandang, sekitar rumah dan atap rumah. Serangan Berang-berang yang semakin terang-terangan memburu hewan ternak membuat masyarakat kesulitan untuk mengatasinya.

Apa yang dapat kita petik dari kisah tersebut? Kisah tersebut merupakan sebuah contoh yang dapat kita ambil sebagai pelajaran. Bahwa setiap solusi yang ada untuk menyelesaikan suatu masalah belum tentu tidak menimbulkan masalah baru. Banyaknya solusi-solusi yang baik dan mampu terselesaikan ternyata menimbulkan permasalahan baru. Mungkin ini hanya salah satu contoh saja, ada banyak kasus seperti ini dikehidupan dengan latar dan permasalahan yang berbeda. Pemerintah mungkin saja pernah melakukan kebijakan untuk menyelesaikan masalah yang ternyata solusinya menimbulkan masalah lain, perusahaan mungkin pernah mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan dengan solusi yang ternyata menciptakan permasalahan baru, lembaga dan instansi juga tak kalah sering dalam menyelesaikan masalah bahkan di lingkungan masyarakat ataupun lingkungan keluarga.

Hal tersebut merupakan hal yang wajar terjadi, namun perlu diingat bahwa keputusan dan ide atau solusi yang kita ciptakan perlu memperhatikan aspek lain. Perlu adanya pemikiran yang meluas, yang juga tidak mengancam aspek lain. Bagaimana kita dapat berpikir luas? Kebanyakan orang terkadang percaya akan idenya tanpa mau mendengarkan gagasan orang lain. Selayaknya pimpinan yang enggan untuk mendengarkan ide dari seorang security atau ide seorang office boy. Padahal semakin banyak orang berpandangan terhadap ide yang kita ciptakan akan membangun sebuah solusi yang semakin ideal. 

Perbanyak diskusi dan mempelajari hal baru dengan aspek dan lingkungan berbeda selain memberikan ilmu baru tentu akan menjadikan seseorang mampu memiliki argumen yang semakin baik, pemikiran yang meluas dan meningkatkan nilai seseorang. Seseorang akan dipandang cerdas dan mampu diandalkan dalam setiap permasalahan. Memecahkan masalah menjadi salah satu kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan baik di dunia pekerjaan, lingkungan masyarakat maupun lingkungan keluarga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hal Tentang Kota Medan, Sumatera Utara

  Medan  adalah   ibu kota   provinsi   Sumatera Utara ,   Indonesia .  Sejarah Medan  berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh  Guru Patimpus  di pertemuan  Sungai Deli  dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan  Kesultanan Deli , sebuah kerajaan  Melayu . Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari  Inggris  pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah  Hindia Belanda  memberikan status kota pada 1 April 1909 dan menjadikannya pusat pemerintahan  Karesidenan Sumatera Timur . Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Beikut adalah 10 hal menarik mengenai Kota Medan : 1. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di   Indonesia   setelah   DKI Jakarta , dan   Surabaya   serta kota terbesar di luar Pulau   Jawa , sekaligu

Mengenal Pulau Taliabu, Maluku Utara

Kabupaten Pulau Taliabu merupakan salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sula yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Meskipun secara administratif merupakan bagian dari Maluku Utara, namun secara geografis letak Pulau Taliabu lebih dekat dengan Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dibandingkan dengan jarak ke Kota Sofifi yang merupakan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara di Pulau Halmahera. Tak heran jika perekonomian Pulau Taliabu sangat bergantung pada Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah karena hampir seluruh kebutuhan pokok diakses dari Luwuk bahkan tak jarang masyarakat melakukan rujukan kesehatan di Rumah Sakit yang terletak di sana, karena jika ke Kota Sofifi terlalu jauh berkali-kali lipat jaraknya jika dibandingkan akses ke Luwuk sehingga memakan waktu yang lama. Bobong yang terletak di Kecamatan Taliabu Barat mer

Petani Melahirkan Direktur

 Kali ini tentang cerita dari seorang Direktur hebat di salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian. Sebut saja Asmono, beliau merupakan seorang yang terlahir dari keluarga petani. Hidup dilingkungan perkampungan yang cukup jauh dari peradaban kota. Mimpinya saat itu menjadi seorang insinyur pertanian yang hebat.  Minimnya informasi dan sarana prasarana membuat perkembangan dilingkungannya tertinggal. Insinyur merupakan sebuah pekerjaan yang sangat diimpikan banyak orang disana, dan untuk mencapainya sangatlah sulit. Banyak anak muda yang memimpikan namun usahanya belum dapat maksimal baik dari diri sendiri yang belum mampu, ataupun faktor eksternal seperti, ekonomi keluarga yang belum memadai untuk biaya kuliah yang mahal, kekurangan informasi, mindset masyarakat yang enggan untuk berpendidikan tinggi hingga arahan orang tua yang menginginkan anaknya untuk meneruskan pekerjaan orang tuanya saja mengelola ladang dan sawah. Berbeda dengan anak muda kebanyakan Asmono ju