Langsung ke konten utama

Pejalanan Tidak Terduga

 Sebuah perjalanan yang tidak pernah Diana duga. Sejak sebelum lulus S1 setiap ada yang bertanya, "lulus kuliah mau kemana?", dengan lantang Diana menjawab "Lanjut S2!" padahal ia sendiri belum mengetahui prosesnya nanti akan seperti apa, terutama terkait biaya yang Diana sendiri belum terpikir uangnya dari mana.

Singat cerita, setelah lulus S1 beberapa bulan kemudian Diana mendaftar S2 di ITB. Berbagai tahapan seleksi seperti administrasi, test dan wawancara akhirnya mampu dilewati dan lolos masuk S2 ITB. Saat itu Diana masih belum menyiapkan uang untuk biaya kuliah dan memutuskan untuk mencoba mencari beasiswa. Diana mengikuti seleksi beasiswa yang diadakan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika atau biasa disebut KOMINFO.

Belum ada informasi sampai mendekati waktu masuk kuliah, Diana siapkan opsi kedua dengan mengikuti seleksi kampus lain yang menyediakan beasiswa. Prinsip Diana saat itu tetap satu yaitu "beasiswa atau tunda". Saat di tengah persiapan opsi kedua, Diana mendapatkan email pemberitahuan bahwa dirinya diterima sebagai penerima beasiswa KOMINFO. Perasaannya saat itu sangat sulit digambarkan, tangis bahagia serta rasa syukur bercampur menjadi sesuatu yang luar biasa. Ucap syukur terus ia panjatkan, gembira bukan main ditambah keluarganyapun sangat mendukung dan turut bersorak bahagia. Kebahagiaannya melebihi bahagia pada saat momen wisuda S1 sebelumnya.

Mendapatkan beasiswa merupakan salah satu hal yang paling Diana syukuri, karena dengan beasiswa tersebut bukan hanya mampu menunjang kebutuhan pendidikan saja melainkan biaya untuk kehidupan berkuliah juga terpenuhi.

Memasuki masa kuliah di ITB ternyata penuh perjuangan, bisa dibilang waktu tidur Diana paling lama hanya 4 jam dalam sehari. Ada beberapa momen bahkan ia tidak tidur sama sekali, "baru menyelesaikan tugas dan paginya sudah ada kelas lagi. Wah kalau diingat-ingat dulu kenapa bisa bertahan ya dengan hidup seperti itu hahaha" tuturnya.

Kalau diceritakan semua mungkin akan menjadi sangat panjang, singkatnya Diana mungkin sangat kesulitan apabila ditambah full time job. Banyak rekan-rekannya yang resign untuk fokus S2 saja, terlebih pada saat masa penelitian Tesis yang juga merupakan masa paling berat baginya. Bahkan ia perlu sebulan sekali untuk pergi konsultasi ke psikolog (tersedia di ITB secara gratis dan selalu penuh).

"Jujur masa tesis sangat berat bagi saya, bahkan saya sudah pernah berada di tahap putus asa dengan kondisi yang saya alami di Lab", ujarnya. Perasaan jenuh, tentu itu ia rasakan namun beruntungnya lingkungan di kampus sangat suportif satu sama lain. Sehingga antar mahasiswa dapat saling membantu, saling belajar dan berkolaborasi bersama. "Ternyata benar, kalau dikerjakan bersama-sama segalanya jadi lebih ringan".

Setelah berbagai momen dan kejutan pada penelitian sudah dilewati, momen yang ditunggu-tunggu itupun datang. Ya Wisuda, akhirnya Diana bisa lulus, dengan susah payah segalanya terbayarkan. Bahkan rasa haru sangat terasa pada hari wisuda, khususnya pada saat sumpah. 

"Finally, aku mendapatkan gelar M.T, Magister Teknik Elektro, Opsi Layanan Teknologi Informasi".

Kisah ini merupakan sebuah perjuangan seorang Diana yang tidak menyerah walaupun lelah. Banyaknya rintangan yang dilewati selama perjalanannya bukan berarti untuk berhenti, karena sebuah proses yang sulit akan menghasilkan pencapaian yang berarti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hal Tentang Kota Medan, Sumatera Utara

  Medan  adalah   ibu kota   provinsi   Sumatera Utara ,   Indonesia .  Sejarah Medan  berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh  Guru Patimpus  di pertemuan  Sungai Deli  dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan  Kesultanan Deli , sebuah kerajaan  Melayu . Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari  Inggris  pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah  Hindia Belanda  memberikan status kota pada 1 April 1909 dan menjadikannya pusat pemerintahan  Karesidenan Sumatera Timur . Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Beikut adalah 10 hal menarik mengenai Kota Medan : 1. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di   Indonesia   setelah   DKI Jakarta , dan   Surabaya   serta kota terbesar di luar Pulau   Jawa , sekaligu

Mengenal Pulau Taliabu, Maluku Utara

Kabupaten Pulau Taliabu merupakan salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sula yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Meskipun secara administratif merupakan bagian dari Maluku Utara, namun secara geografis letak Pulau Taliabu lebih dekat dengan Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dibandingkan dengan jarak ke Kota Sofifi yang merupakan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara di Pulau Halmahera. Tak heran jika perekonomian Pulau Taliabu sangat bergantung pada Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah karena hampir seluruh kebutuhan pokok diakses dari Luwuk bahkan tak jarang masyarakat melakukan rujukan kesehatan di Rumah Sakit yang terletak di sana, karena jika ke Kota Sofifi terlalu jauh berkali-kali lipat jaraknya jika dibandingkan akses ke Luwuk sehingga memakan waktu yang lama. Bobong yang terletak di Kecamatan Taliabu Barat mer

Petani Melahirkan Direktur

 Kali ini tentang cerita dari seorang Direktur hebat di salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian. Sebut saja Asmono, beliau merupakan seorang yang terlahir dari keluarga petani. Hidup dilingkungan perkampungan yang cukup jauh dari peradaban kota. Mimpinya saat itu menjadi seorang insinyur pertanian yang hebat.  Minimnya informasi dan sarana prasarana membuat perkembangan dilingkungannya tertinggal. Insinyur merupakan sebuah pekerjaan yang sangat diimpikan banyak orang disana, dan untuk mencapainya sangatlah sulit. Banyak anak muda yang memimpikan namun usahanya belum dapat maksimal baik dari diri sendiri yang belum mampu, ataupun faktor eksternal seperti, ekonomi keluarga yang belum memadai untuk biaya kuliah yang mahal, kekurangan informasi, mindset masyarakat yang enggan untuk berpendidikan tinggi hingga arahan orang tua yang menginginkan anaknya untuk meneruskan pekerjaan orang tuanya saja mengelola ladang dan sawah. Berbeda dengan anak muda kebanyakan Asmono ju