Langsung ke konten utama

Yuk pake Tumbler!


Pernah bayangin ga, kalo setiap orang mengonsumsi 1 botol plastik sekali pakai tiap harinya? Bakal kaya gimana si kondisi lingkungan kita dalam seminggu? Sebulan? Atau setahun? Hmmm apa anak cucu kita nanti masih bisa melihat indahnya alam? Asrinya lingkungan? Apa bumi kita akan baik-baik saja?

Botol plastik sekali pakai merupakan alat pengemas minuman yang sifatnya sangat sulit sekali untuk terurai. Di tanah botol plastik dapat mengganggu daerah resapan air dan paparan sinar matahari, sehingga mengurangi kesuburan tanah dan dapat menjadi penyebab banjir. Di laut sampah yang terbuang dan mengambang dapat terpapar sinar ultraviolet dari matahari, yang kemudian terjadi fotodegradasi yang memecah plastik menjadi ukuran kecil-kecil (terurai). Bahan beracun yang terdapat pada pecahan-pecahan plastik masuk dalam rantai makanan, termakan oleh makhluk hidup di laut dari ukuran terkecil hingga terbesar dan manusia yang mungkin sebagai urutan teratas rantai makanan tersebut. Lalu untuk di udara komponen plastik jenis PVC (polyvinyl cloride) yang mengandung halogen akan memproduksi dioksin apabila dibakar. Dioksin sendiri merupakan senyawa kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker).

Dari ketiga faktor tersebut, jelas botol plastik jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, maka dari itu perlu penanganan untuk mengurangi jumlah penggunaan botol plastik sekali pakai dengan menggunakan botol minum pribadi atau tumbler. Mengapa demikian? Karena seperti yang kita tahu bahwa untuk menangani hal besar dapat dilakukan dengan langkah kecil terlebih dahulu “big step starts with an inch”. Diawali dari diri sendiri dan memulai dari kebiasaan yang sederhana dengan menggunakan selalu botol minum pribadi, kedepannya hal tersebut bisa menjadi kebiasaan dan membuat orang lain tertarik sehingga menginspirasi banyak orang.

Adapun beberapa manfaat penggunaan tumbler antara lain, mencegah timbulnya penyakit akibat mengonsumsi air minum kemasan yang belum teruji kualitasnya (dengan kata lain bahwa air produksi rumah lebih terjamin kesehatannya), lebih hemat karena membawa persediaan minum dari rumah dan salah satu bentuk untuk mengurangi polusi botol plastik.

Manusia yang baik adalah mereka yang bertanggung jawab atas perlakuan terhadap alam, yang mana alam sendiri merupakan anugerah dari Tuhan yang harus kita jaga bersama-sama. Dan botol plastik bukanlah warisan untuk anak cucu kita!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Pulau Taliabu, Maluku Utara

Kabupaten Pulau Taliabu merupakan salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sula yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Meskipun secara administratif merupakan bagian dari Maluku Utara, namun secara geografis letak Pulau Taliabu lebih dekat dengan Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dibandingkan dengan jarak ke Kota Sofifi yang merupakan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara di Pulau Halmahera. Tak heran jika perekonomian Pulau Taliabu sangat bergantung pada Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah karena hampir seluruh kebutuhan pokok diakses dari Luwuk bahkan tak jarang masyarakat melakukan rujukan kesehatan di Rumah Sakit yang terletak di sana, karena jika ke Kota Sofifi terlalu jauh berkali-kali lipat jaraknya jika dibandingkan akses ke Luwuk sehingga memakan waktu yang lama. Bobong yang terletak di Kecamatan Taliabu Barat mer...

Perspektif Hidup

  Bukan sebuah hal yang egois jika kita memiliki ambisi dan terkesan kurang simpatis terhadap orang lain, karena kita adalah pemeran utama dalam setiap series kehidupan kita. Tentang bagaimana orang lain itu hanya bagaimana kita menyikapinya saja. Mungkin kita hanya peran pembantu dikehidupan orang lain dan itu menjadi hal yang wajar karena mereka pun kita anggap demikian. Jadi kalimat "hidup tuh bukan tentang lu doang!" itu agak kurang pas, tapi ya balik lagi bahwa definisi hidup itu berbeda-beda karena setiap orang memiliki perspektif masing-masing dalam menjalaninya.